Pandemi Menghasilkan Relasi Krisis Adanya Peningkatan PKPU dan Kepailitan

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 3 September 2021 - 11:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Doc: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/

Doc: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/

Isu moratorium atau penghentian sementara permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan kepailitan menjadi pembahasan utama saat ini. Usulan yang disampaikan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut didasari makin tingginya jumlah PKPU dan kepailitan oleh kreditur terhadap pelaku usaha Indonesia yang menjadi debitur perbankan akibat pandemi Covid-19.

Gagasan ini tentunya menimbulkan perdebatan berbagai pihak. Di satu sisi, moratorium ini memberi kelonggaran bagi pelaku usaha namun sisi lain kebijakan tersebut dapat mengganggu likuiditas perbankan sehingga berisiko jadi krisis sektor keuangan dalam skala besar. Berbagai gagasan bermunculan untuk mencari win-win solution atas persoalan tersebut.

Hal ini menjadi latar belakang Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) mengadakan webinar internasional dengan topik “Covid-19 Temporary Measures to Prevent the Increasing Insolvency and PKPU Petitions in Indonesia”, dikuti dari hukumonline.com pada Kamis (2/9).

Ketua AKPI Jimmy Simanjuntak menyampaikan pembahasan moratorium PKPU dan kepailitan jadi persoalan penting yang harus dicari jalan keluar. Menurutnya, persoalan ini bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan berbagai negara akibat Covid-19. 

Dia menyatakan jumlah PKPU dan permohonan kepailitan meningkat siginfikan setahun terakhir dan diperkirakan terus bertambah. Jimmy merujuk data Pengadilan Niaga Jakarta, yang menyatakan jumlah PKPU dan permohonan pailit meningkat 50% dibandingkan tahun 2019. Kemudian, statistik menunjukkan bahwa jumlah permohonan PKPU terdapat 331 petisi dan 36 petisi kepailitan sepanjang Januari 2021 hingga Juli 2021.

Baca Juga :  288 Pegawai Mundur dari KPK Sejak 2008

“Dapat disimpulkan bahwa pandemi merupakan faktor utama ketidakmampuan debitur dalam melunasi utangnya dan Kreditur mengalami kerugian finansial karena tidak adanya pembayaran kembali. Dalam situasi tersebut, tidak heran jika PKPU dan proses kepailitan lebih diutamakan daripada kreditur karena pemeriksaan dan putusannya lebih cepat daripada gugatan perdata,” jelas Jimmy.

Seiring gagasan moratorium tersebut, Jimmy menyampaikan PKPU dan kepailitan sebenarnya bagian dari jalan keluar saat terjadi tekanan ekonomi. Selain itu, proses PKPU dan kepailitan juga menjadi salah satu indikator penilaian kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) di Indonesia.

Sebelumnya, Jimmy juga telah menyampaikan jika presiden ingin menerbitkan Perppu untuk melakukan moratorium terhadap permohonan PKPU dan Pailit, maka Indonesia sudah mengambil langkah mundur terkait kepastian berusaha di Indonesia.

Rencana moratorium ini dipandang sebagai jalan pintas yang tidak menyasar pada inti permasalahan. Padahal dalam praktiknya, UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berperan besar dalam menyelamatkan dunia usaha dari ambang pailit. Meskipun pada beberapa sisi UU Kepailitan memiliki kelemahan, namun moratorium bukanlah sebuah jalan keluar yang tepat.

https://8c95230b7afeb45ed64d9c8d1be28238.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-38/html/container.html Jimmy meminta Presiden Jokowi untuk melihat UU Kepailitan dari berbagai aspek. UU Kepailitan adalah UU khusus yang tidak bisa digambarkan secara satu pihak. Banyak pihak yang terlibat dalam UU Kepailitan.

Baca Juga :  Ada Corona, AISI: Mei Itu Lebih Parah

Perlu diketahui, Singapura telah memberlakukan moratorium PKPU dan kepailitan lebih awal. Ministry of Law Singapura memberlakukan the Covid-19 (Temporary Measures) Act pada April 2020. Aturan ini diharapkan dapat memitigasi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 dengan memberikan keringanan sementara khususnya pelaku usaha kecil memenuhi kewajiban kontrak.

Salah satu poinnya yaitu keringanan sementara dari bankruptcy proceedings. Namun, kebijakan Singapura ini disusun dengan matang dan memberlakukan ambang batas dari sisi jumlah utang dan jangka waktu.

Partner Allen and Gledhill Law Firm, Andrew Chan, menjelaskan peran Singapura bertindak membantu dunia bisnis dan individu yang terdampak pandemi Covid-19.

“Secara umum kebijakan temporary measures yang diterapkan Singapura bertujuan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban kontrak-kontrak tertentu karena Covid-19. Selain itu, kebijakan temporary measures ini juga membatasi proses kebangkrutan dan kepailitan tertentu,” jelas Andrew dalam paparannya.

Dia menjelaskan temporary measures tidak termasuk kontrak yang ditandatangani atau diperbarui pada atau setelah 25 Maret 2020. Dan, mencakup pada kewajiban atau obligation yang harus dilakukan pada atau setelah 1 Februari 2020.

Dari sisi jangka waktu, temporary measures ini awalnya berlaku selama 6 bulan dari 20 April 2020 hingga 19 Oktober 2020. Namun, melihat kondisi, kebijakan tersebut diperpanjang disesuakan dengan jenis kontraknya seperti kontrak konstruksi dan kontrak pengiriman barang yang diperpanjang sampai 30 September 2021.

Berita Terkait

Waduk Aseni Terbengkalai, Gubernur DKI Masih Bungkam
KBRI Thailand Respons Cepat, Tujuh Pekerja Migran Asal Kalideres Akan Pulang ke Indonesia pada 8 Mei 2025
Mahkamah Agung Rotasi 199 Hakim dan Ketua Pengadilan Negeri, Termasuk di Jakarta
Upaya Hukum Berlanjut: Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres Tertahan di Imigrasi Thailand
Maraknya Pelanggaran Tata Ruang Jakarta: Ancaman Korupsi dan Banjir Mengintai
Lagi dan Lagi! ‘Wakil Tuhan’ Hakim Terjaring Hukum, Keadilan Kian Merana
Upaya Hukum untuk Tujuh Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres di Thailand
Waspada! Debt Collector Rampas Motor Kredit Macet, Hukuman Penjara Menanti
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 07:00 WIB

Waduk Aseni Terbengkalai, Gubernur DKI Masih Bungkam

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:30 WIB

KBRI Thailand Respons Cepat, Tujuh Pekerja Migran Asal Kalideres Akan Pulang ke Indonesia pada 8 Mei 2025

Rabu, 23 April 2025 - 16:35 WIB

Mahkamah Agung Rotasi 199 Hakim dan Ketua Pengadilan Negeri, Termasuk di Jakarta

Senin, 21 April 2025 - 21:24 WIB

Upaya Hukum Berlanjut: Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres Tertahan di Imigrasi Thailand

Minggu, 13 April 2025 - 11:33 WIB

Lagi dan Lagi! ‘Wakil Tuhan’ Hakim Terjaring Hukum, Keadilan Kian Merana

Berita Terbaru

Berita

Waduk Aseni Terbengkalai, Gubernur DKI Masih Bungkam

Senin, 12 Mei 2025 - 07:00 WIB