PIJAR | JAKARTA – Tradisi Lebaran Betawi Antar Kampung di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, kembali mencuri perhatian. Kegiatan di hari ke-3 ini, berlangsung selama 7 hari, telah menjadi bagian penting dari budaya Betawi di kawasan tersebut.
Setiap tahunnya, masyarakat Betawi di wilayah ini merayakan Lebaran dengan cara yang sangat khas, yaitu dengan melakukan kunjungan dari kampung ke kampung, mengunjungi sanak saudara dan keluarga, baik yang dekat maupun yang jauh.
Mawan (43) salah seorang warga asli Semanan mengaku sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan ini masih berjalan dengan baik.
Tradisi Lebaran Betawi Antar Kampung ini sudah turun temurun dan masih tetap dilestarikan hingga kini.
“Kegiatan yang berlangsung selama tujuh hari ini merupakan agenda tahunan, dan tradisi ini juga merupakan warisan dari orang tua saya, bahkan dari para sesepuh yang terdahulu hingga turun menurun sampai ke anak-anaknya,” ujar pria yang yang disapa Bondeng, Rabu (22/4/2025).
Dengan penuh kegembiraan, Bondeng menyampaikan rasa bangga dan bahagia bisa menjadi bagian dari komunitas yang memiliki tradisi seperti ini.
“Silaturahmi kita tetap terjalin supaya saudara-saudara yang jauh tidak mati obor. Mulai dari para sesepuh, orang tua hingga anak-anak,” jelasnya.
Adapun pada hari kedua hingga hari ketujuh mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dan diantara daerah yang dikunjungi yaitu, kampung Duri Kosambi, Rawa Buaya, Pedongkelan, Kalideres, Semanan hingga wilayah Gondrong dan Poris Cipondoh Tangerang.
Menurut Bondeng, dihari ke-3 Lebaran Betawi ini diwarnai dengan semangat kebersamaan dan kegembiraan, di mana setiap kampung yang dikunjungi akan menyambut kedatangan tamu dengan penuh kehangatan.
“Jadi Lebaran Betawi ini bisa menjadi cara untuk mempererat tali silaturahmi dan saling bermaaf-maafan antar sesama sanak saudara dan kerabat,” katanya.
“Dalam tradisi ini tidak membedakan kedudukan dan usia, semuanya membaur saling bersalaman hingga terkadang harus berdiri karena tempat duduk tidak cukup,” sambung Bondeng.
Kedepan, Bondeng pun berharap kegiatan Lebaran Betawi bukan hanya dilestarikan, tetapi juga dikembangkan agar selalu mengikuti perkembangan zaman.
“Pertahankan tradisinya, dan untuk para penerusnya bisa mengikuti perkembangan zaman,” imbuhnya.