Jakarta, Pijarjajarta.Info – Waduk Aseni yang berlokasi di Jalan Aseni, RW 08, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, kini menjadi sorotan akibat kondisinya yang semakin memprihatinkan. Waduk yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp30 miliar ini tampak tidak terawat dengan baik. Jalan di sekitarnya berlubang dan sebagian amblas, pagar waduk rusak, serta permukaan air dipenuhi rumput liar yang tumbuh tak terkendali.
Proyek pembangunan waduk ini dimulai pada Agustus 2022. Namun, sejak awal, keberadaannya telah menuai kontroversi. Waduk ini berdiri di tengah pemukiman padat penduduk dan berada di bawah jaringan saluran udara tegangan tinggi (sutet), sehingga proses pembangunannya terkesan dipaksakan. Banyak pihak mempertanyakan urgensi dan tujuan proyek ini, terlebih di sekitar lokasi terdapat dua kompleks pemukiman elit, yang memunculkan spekulasi mengenai kepentingan di balik pembangunan tersebut.

Berdasarkan hasil investigasi, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta menyampaikan bahwa proyek Waduk Aseni Semanan dikerjakan oleh PT Lesindo Utama Sakti. Kontrak kerja dituangkan dalam surat perjanjian nomor 7570/-1.774.126, tertanggal 22 Agustus 2022, dengan nilai proyek sebesar Rp29.474.540.600 (dua puluh sembilan miliar empat ratus tujuh puluh empat juta lima ratus empat puluh ribu enam ratus rupiah). Anggaran tersebut bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Namun, ironisnya, waduk yang menelan biaya besar ini kini terbengkalai. Kondisi tersebut tentu menimbulkan kekecewaan masyarakat yang berharap proyek ini dapat memberikan manfaat nyata, seperti pengendalian banjir atau peningkatan kualitas lingkungan. Sebaliknya, ketidakjelasan pengelolaan dan perawatan waduk justru memunculkan tanda tanya besar.
Harapan masyarakat kini tertuju pada Gubernur DKI Jakarta yang baru serta aparat penegak hukum untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh. Proyek ini perlu diselidiki lebih lanjut guna mengungkap penyebab keterbengkalaiannya, sehingga dana masyarakat yang telah digelontorkan melalui APBD tidak terbuang percuma. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci agar proyek-proyek serupa tidak lagi mengecewakan publik.