YLBHI Sebut Omnibus Law Berpotensi Bikin Presiden Jadi Lembaga Tertinggi Negara

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 20 Juni 2020 - 09:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PIJAR|JAKARTA – Omnibus law RUU Cipta Kerja disebut Ketua Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati berpotensi membuat presiden menjadi lembaga tertinggi negara. Alasan pertama adalah Pasal 170 RUU Cipta Kerja yang memberi kewenangan bagi pemerintah untuk mengubah undang-undang.

Padahal legislasi bukan fungsi yang dimiliki eksekutif, melainkan legislatif atau DPR.

“Bukan sebagai teori hukum tata negara ya, tapi sebagai praktik ketatanegaraan artinya demikian, lembaga tertinggi negara,” tutur Asfinawati dilansir dari CNN Indonesia, Sabtu (20/6/2020).

Pasal 170 ayat (1) RUU Cipta Kerja mengatur wewenang pemerintah pusat untuk mengubah aturan dalam undang-undang. Pada ayat (2), pengubahan undang-undang dilaksanakan lewat peraturan pemerintah (PP).

Dalam ayat (3) RUU Cipta Kerja mengatur proses konsultasi antara pemerintah dan DPR dalam mengubah undang-undang. Namun, Asfinawati menilai hal itu tidak cukup.

“Pemerintah akan lebih berkuasa daripada DPR. Apalagi dalam penetapan peraturan pemerintah ini, ‘Pemerintah Pusat dapat berkonsultasi dengan pimpinan DPR RI’. Karena hanya ‘dapat’, bisa saja pemerintah tidak berkonsultasi dengan DPR,” pungkasnya.

Baca Juga :  Putusan Hakim Memenuhi Rasa Keadilan, Sabenih: Saya Bersyukur

Alasan kedua, RUU Cipta Kerja memberi banyak keleluasaan kepada presiden untuk mengatur rincian undang-undang ini lewat peraturan presiden (perpres) dan peraturan pemerintah (PP). RUU Cipta Kerja 14 kali menyebut perpres dan 485 kali menyebut PP sebagai cara merinci peraturan.

“Artinya undang-undang yang dibuat bersama wakil rakyat hanya semu karena banyak aturan yang diberikan lagi wewenangnya kepada pemerintah atau presiden. Artinya menabrak prinsip check and balances dan membuka lebar penyalahgunaan kekuasaan,” jelas dia.

RUU Cipta Kerja saat ini sudah masuk pembahasan di Panja RUU Cipta Kerja yang dibentuk Baleg DPR RI. Sejak pembahasan dimulai di Rapat Paripurna DPR RI, Kamis (2/4/2020), sudah ada 15 kali rapat pembahasan RUU ini.

Baca Juga :  Lantik Dirjen Imigrasi, Menkum HAM Ingatkan Layanan, Harun Masiku Juga

RUU Cipta Kerja sendiri adalah usulan Presiden Joko Widodo di periode kedua pemerintahannya. Dia berniat memangkas aturan perundangan demi menarik investasi asing.

Namun dalam perjalanannya, RUU ini banyak ditentang oleh masyarakat karena dinilai merugikan. Selain itu, perumusan RUU ini dilakukan pemerintah secara sembunyi-sembunyi.

Fraksi Partai Demokrat DPR RI menarik diri dari pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang dilakukan Badan Legislasi (Baleg) DPR RI pada masa persidangan 15 Juni-17 Juli 2020.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Irwan menyebut Omnibus Law tersebut merupakan sebuah kompromi besar yang dilakukan pemerintah demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Menurutnya, regulasi itu dibutuhkan karena pertumbuhan ekonomi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu tidak sesuai dengan target yang ditentukan. [febri]

Berita Terkait

KBRI Thailand Respons Cepat, Tujuh Pekerja Migran Asal Kalideres Akan Pulang ke Indonesia pada 8 Mei 2025
Mahkamah Agung Rotasi 199 Hakim dan Ketua Pengadilan Negeri, Termasuk di Jakarta
Upaya Hukum Berlanjut: Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres Tertahan di Imigrasi Thailand
Lagi dan Lagi! ‘Wakil Tuhan’ Hakim Terjaring Hukum, Keadilan Kian Merana
Upaya Hukum untuk Tujuh Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres di Thailand
Waspada! Debt Collector Rampas Motor Kredit Macet, Hukuman Penjara Menanti
7 Pekerja Migran Kalideres Hilang Kabar di Thailand, YLBH Pijar Turun Tangan!
Polres Jakbar Bongkar Kasus Minyakkita Tak Sesuai Takaran, Satu diantaranya Pelaku Direktur Utama
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:30 WIB

KBRI Thailand Respons Cepat, Tujuh Pekerja Migran Asal Kalideres Akan Pulang ke Indonesia pada 8 Mei 2025

Rabu, 23 April 2025 - 16:35 WIB

Mahkamah Agung Rotasi 199 Hakim dan Ketua Pengadilan Negeri, Termasuk di Jakarta

Senin, 21 April 2025 - 21:24 WIB

Upaya Hukum Berlanjut: Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres Tertahan di Imigrasi Thailand

Minggu, 13 April 2025 - 11:33 WIB

Lagi dan Lagi! ‘Wakil Tuhan’ Hakim Terjaring Hukum, Keadilan Kian Merana

Sabtu, 12 April 2025 - 06:47 WIB

Upaya Hukum untuk Tujuh Pekerja Migran Indonesia Asal Kalideres di Thailand

Berita Terbaru

Berita

Waduk Aseni Terbengkalai, Gubernur DKI Masih Bungkam

Senin, 12 Mei 2025 - 07:00 WIB