Ingin Jadi In House Counsel? Ini Tips Bagi Lulusan Fakultas Hukum

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 21 April 2022 - 08:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Doc: incorporation.com

Doc: incorporation.com

Persaingan bagi sarjana hukum untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat seiring banyaknya lulusan hukum tiap tahunnya. Untuk itu, menjadi penting bagi seorang jebolan Fakultas Hukum untuk memiliki “nilai tambah” agar dapat lebih dipertimbangkan menduduki posisi atau profesi yang diinginkan. Diantara profesi hukum yang ada, salah satu yang sering diidamkan mahasiswa adalah profesi In House Counsel (IHC). Lantas bagaimana kiat-kiat memperoleh point plus untuk dapat menjadi IHC? Simak penjelasan berikut ini!

“Faktanya memang, dan saya sendiri ngalamin, banyak yang memilih kandidat-kandidat yang minimal memiliki pengalaman. ‘Tapi saya kan baru lulus’? Iya betul, tapi kalau ada kesempatan-kesempatan magang misalnya, ambil itu. Atau ikut aja di LBH, itu buat nambah-nambah supaya kita melihat di lapangan (dunia pekerjaan seperti apa),” ujar Legal Director Pfizer Indonesia, Malaysia, Brunei, Esther Makainas ketika dikutip dan dihubungi Hukumonline, Selasa (19/4/2022).

Bukan tanpa dasar, dia membenarkan memang terkadang terdapat perbedaan antara teori dengan praktik. Untuk itu, pengalaman menjadi penting bagi seorang yang hendak mengejar karier IHC. Tapi bukan berarti yang tidak memiliki pengalaman tidak punya kesempatan. “Keberadaan pengalaman semacam magang atau berkontribusi pada institusi tertentu, seperti LBH dapat menjadi kelebihan tersendiri,” ujarnya.

Walaupun isu yang di-handle ketika magang sekalipun berbeda dengan bidang corporate law, setidaknya masa magang yang ditempuh akan menghasilkan sense tersendiri mengenai bagaimana dunia pekerjaan yang sebenarnya. Mempersiapkan diri dengan memperkaya pribadi atas pengalaman magang menjadi saran yang Esther tekankan. Mengingat fakta bahwa memang lebih banyak perusahaan yang tertarik dengan pelamar yang punya minimal sedikit exposure ketimbang tidak ada sama sekali.

Baca Juga :  Pentingnya Kolaborasi Publik dan Swasta Perangi Korupsi di Indonesia

Hal yang tidak kalah penting adalah pemahaman atas segala mata kuliah yang diberikan selama berstatus mahasiswa. Sebab, seluruh mata kuliah akan memberikan manfaat tersendiri bagi lulusan hukum nantinya ketika terjun ke dunia kerja. Dengan catatan, perlu menentukan areal hukum apa yang menjadi fokus utama untuk digeluti secara mendalam dan menyeluruh.

“Mau menjadi In House Counsel mungkin dari sisi hukum acara porsinya berkurang, tapi bukan berarti tidak penting. Karena sebagai In House Counsel, salah satu role kita juga memitigasi risk dan menghindari yang namanya gugatan hukum. Nah, kita harus ngerti sedikit dong kalau bicara litigasi seperti apa? Jangan juga blank. Jadi menurut saya, semua mata kuliah yang ada itu penting sekali dan tinggal kita memilih mana yang akan menjadi fokus kita.”

Esther mencontohkan pada era saat ini yang semua menjadi serba digital hingga melonjaknya transaksi cross border, ruang lingkup hukum yang dapat dijadikan fokus menjadi semakin luas. Pada akhirnya tinggal pribadi lulusan hukum yang memilih sendiri jika memang bercita-cita menjadi IHC, lingkup hukum apa yang hendak dirinya kuasai dan perdalam.

Dengan luasnya lingkup hukum, penting untuk memastikan ketertarikan pribadi terlebih dahulu. “Tanyakan ke diri sendiri dulu, saya passion-nya dimana? Karena kalau kita melakukan sesuatu dengan passion, sukses itu akan mengikuti. Jika sudah memahami passion kita di mana, skill saya seperti apa, karier aspirasi saya dimana, kita mudah menentukan industri mana yang saya ingin berkontribusi. Karena sekarang sangat banyak peluang yang bisa menjadi In House Counsel,” kata dia.

Baca Juga :  Memahami Risiko Hukum dan Kepatuhan pada Perusahaan

Tips lain yang disampaikan Legal Director Pfizer Indonesia, Malaysia, Brunei itu mengenai pentingnya mengasah potensi yang ada dengan terus belajar. Keinginan untuk belajar dan beradaptasi menjadi modal tersendiri bagi seorang IHC. Hal itu diperlukan untuk menyeimbangi pesatnya perkembangan hukum yang ada, sehingga IHC tidak tertinggal dengan perubahan yang terjadi terus-menerus dari waktu ke waktu.

Selain pentingnya technical knowledge, aspek terakhir yang tidak kalah penting adalah mengenai soft skill yang dimiliki. Termasuk pula terkait kepribadian dan kesediaan untuk dapat berkontribusi secara aktif dalam tim mewujudkan teamwork yang baik.

“Itu sangat penting karena akan membantu kita sebagai In House Counsel. Banyak teman-teman (IHC) yang social skill-nya luar biasa. Teamwork itu akan membantu untuk menjadi team player di organisasi mana pun kita bergabung sebagai In House Counsel. kalau orang sudah menguasai teknisnya, yang penting lagi adalah soft skill-nya, personality-nya pro aktif, responsif, dan team player. Itu yang dicari dari In House Counsel,” tutupnya.

Berita Terkait

Catatan Redaksi: Potret Buram Penegakan Hukum Indonesia Berdasarkan Kasus Viral
Inilah Salah Satu Sifat yang Dibenci Allah SWT
Akhlak Takut karna Allah Swt
MUI Dorong Para Dai Sampaikan Dakwah Secara Bijak
Pers Harus Beradaptasi di Tengah Disrupsi Teknologi
Longsor, Bima Arya Stop Pengerjaan TPT
Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari Universitas Brawijaya
Warga Apresiasi Rekonstruksi Jalan Muntilan-Keningar di Kabupaten Magelang
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 4 April 2025 - 20:56 WIB

Catatan Redaksi: Potret Buram Penegakan Hukum Indonesia Berdasarkan Kasus Viral

Senin, 24 Maret 2025 - 18:36 WIB

Inilah Salah Satu Sifat yang Dibenci Allah SWT

Jumat, 18 Oktober 2024 - 14:33 WIB

Akhlak Takut karna Allah Swt

Kamis, 29 Februari 2024 - 05:15 WIB

MUI Dorong Para Dai Sampaikan Dakwah Secara Bijak

Kamis, 22 Februari 2024 - 05:15 WIB

Pers Harus Beradaptasi di Tengah Disrupsi Teknologi

Berita Terbaru

Berita

Waduk Aseni Terbengkalai, Gubernur DKI Masih Bungkam

Senin, 12 Mei 2025 - 07:00 WIB