Jibril Al-amiin
Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf (Mudir Ma’had Daarul Ihya li ‘ulumiddin, Bangil) memberikan mauidzoh hasanah dengan kisah-kisah para pendahulu kita yang mencintai Nabi Muhammad SAW di masjid Al-Ihsan cibinong,bogor, beliau menunuturkan bahwa ketika Imam Abdullah bin Mubarok rahimahullah bertanya kepada gurunya Imam Abdul Aziz Ad Dabbagh rahimahullah: Apakah di dunia ini ada nikmat yang melebihi nikmat surga?Beliau menjawab : Memandang wajah Rosulullah shollallahu’alaihi wasallam.
Seorang sahabat Sayyidina Abdullah bin Zeid bin Abdi Robbih radhiallahu ‘anhu seorang petani-, ada seorang yang datang berkata : “Apakah engkau sudah mendengar bahwa Baginda Rosul sudah wafat?”. Maka Sayyidina Abdullah bin Abdi Robbin mengangkat tangannya ke langit dan berdoa :“Ya Allah butakan mataku hingga tidak melihat siapapun setelah wafatnya NabiMu”.
Ada seorang perempuan pergi ke ujung kota Madinah menunggu pasukan Muslimin pulang perang. Ada sahabat berkata : “Wahai Fulanah, suamimu, anakmu, ayahmu mati syahid fi Sabilillah”. Namun perempuan ini berkata : “Bagaimana keadaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?”. Para sahabat menjawab : Rosul dalam keadaan baik sebagaimana kamu harapkan. Ia berkata “Aku tidak akan kembali sebelum melihat Baginda. Setelah melihat Baginda, maka air matanya menangis dan berkata : “Semua musibah selain kematianmu adalah ringan wahai Rasul SAW”.Mahabbah (cinta) adalah mendahulukan orang yg dicintai. Sebagian ulama berkata: Mahabbah adalah banyak menyebut orang yg dicintai.Para sahabat adalah kiblat kita dalam mencintai Rosulullah shollallahu’alaihi wasallam. Sahabat Nabi melihat Baginda di dunia, namun mereka khawatir tidak berjumpa dengan Baginda di Akhirat. Sedangkan kita merasa terlalu percaya diri pasti akan bersama Baginda besok pada hari kiamat.
Sayyidina Tsauban radhiallahu ‘anhu pagi berjumpa dengan Baginda. Namun sore hari di rumah tidak melihat Baginda dirinya gelisah. Pada sore hari, beliau datang ke rumah Baginda, memeluk Baginda berkata: Wahai Rosul, hamba mengingat dirimu dan tidak dapat menahan diri untuk melihat dirimu. Namun hamba terfikir engkau akan wafat, engkau akan masuk surga bersama para Nabi. Sedangkan aku walaupun masuk surga belum tentu dapat melihatmu. Maka turun ayat untuk menghibur beliau :{ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا }[Surat An-Nisa’: 69]Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang orang salih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Imam Ghozali rahimahullah berkata : “Di Akhirat melihat Baginda belum pasti. Dan mungkin anda akan terhalang dari melihat Baginda karena ada satu syariah yg anda remehkan”.Di antara orang yang tidak akan mencium wangi surga -padahal wangi surga dapat dicium dari jarak 40 tahun perjalanan-, adalah wanita yang memakai pakaian namun telanjang. Bagaimana berharap akan melihat Baginda, sedangkan sehari-hari terlibat dengan riba. Pinjaman online dengan bunga yang besar(diantaranya). Di antara maksiat yang akan membawa suul khotimah, selain memusuhi para wali Allah adalah terlibat dengan riba. Yakini bahwa Baginda Rosul adalah orang yang paling mencintai kita. Saat sakaratul maut, Baginda mengulang2 “Ummati.. Ummatii”. Jibril berkata Wahai Rosul, Allah telah mempersiapkan surga untukmu. Baginda berkata :Siapa yang akan menanggung umatku setelah aku tiada?Jibril menjawab : Allah telah mengampuni dosa umatmu. Walaupun Hadis dengan lafaz ini tidak ditemukan sanadnya oleh ulama hadis. Hanya saja ada riwayat Imam Muslim : Baginda menangis berdoa untuk umat beliau sehingga Allah berkata : “Kami akan buat dirimu senang dengan keadaan umatmu dan tidak akan mengecewakanmu”.
“Mudah-mudahan kita diberikan husnul khotimah dan dapat bertemu dengan baginda Rosul SAW di surga kelak”