PIJARJAKARTA | Cita-cita Jakarta menjadi kota global bisa terganjal jika tidak fokus menjalankan paradigma pembangunan kolaboratif yang mengedepankan peningkatan produktivitas, daya saing, kreativitas dan inovasi warganya. Oleh karena itu, walau saat ini Jakarta berada di masa transisi menuju status barunya, tetapi para pengambil kebijakan tertinggi di Jakarta diminta fokus kepada pembangunan kualitas manusia untuk mempercepat menumbuhkan talenta-talenta unggul.
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta mengungkapkan, kualitas manusia atau talenta-talenta unggul menjadi prasyarat utama Jakarta menjadi kota global. Ini karena, kota-kota maju di dunia, paradigma pembangunannya difokuskan kepada peningkatan kualitas manusia untuk mengatasi kesenjangan antarwarga di berbagai bidang.
Dengan kesenjangan yang semakin mengecil ini, maka otomatis, SDM unggul akan lahir yang kemudian oleh pemerintah kotanya, kapasitasnya dikuatkan melalui program manajemen talenta.
“Jakarta butuh manajemen talenta untuk menguatkan potensi warganya agar produktivitas, daya saing, kreativitas dan inovasinya dikenal dan diakui dunia. Menjadi kota global bukan hanya soal infrastruktur fisik semata, tetapi kota itu juga harus dihuni banyak talenta unggul dalam berbagai bidang terutama riset dan inovasi. Selain perdagangan dan jasa, kota global itu, ekonominya juga digerakkan oleh ekosistem ekonomi kreatif dan industri seni serta budaya, mulai dari seni rupa dan kriya, seni pertunjukkan, musik, film, bahasa dan sastra, bahkan fashion,” ujar Fahira Idris di Jakarta (25/1/2024).
Menurut Fahira Idris, agar talenta-talenta unggul bisa tumbuh di Jakarta, pemerintah provinsi (pemprov) harus melanjutkan paradigma pembangunan kolaboratif yang selama ini sudah berjalan baik di Jakarta dengan menempatkan warga sebagai kreator. Peran warga sebagai kreator menjadi kunci bagi pemprov untuk mengembangkan keunggulan kompetitif melalui pemanfaatan potensi berbagai kelompok warga untuk menjadi talenta unggul yang memiliki prestasi kelas dunia.
Oleh karena itu, Jakarta harus terus fokus menggenjot investasinya dalam pembangunan kualitas manusia. Artinya APBD Jakarta harus sebesar-besarnya dialokasikan untuk warganya agar tumbuh menjadi talenta unggul. Jika saat ini pembangunan kualitas manusia di Jakarta tidak benar-benar digenjot, maka jalan menuju kota global akan bertambah berat.
“Saya melihat, saat ini kecepatan Jakarta mewujudkan cita-citanya menjadi kota global belum maksimal. Program pembangunan yang berjalan, belum sepenuhnya kolaboratif, inklusif dan berkelanjutan. Program manajemen talenta juga belum berjalan. Padahal, setidaknya dalam satu dekade ke depan, harus semakin banyak inovasi dan karya yang berasal dari Jakarta direkognisi oleh dunia,” pungkas Calon Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta pada Pemilu 2024 ini. [ary]