PKS: Apa Prestasi Jokowi untuk Petani?

PIJARJAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) baru saja mengeluarkan HET gabah terbaru setelah dikritik aktivis petani beberapa waktu lalu. Di momen panen raya petani, pemerintah menggulirkan isu akan mengimpor beras sebanyak 500.000 ton.

“Benar-benar sengsara nasib petani kita. Selfi-selfi Presiden dan Menhan serta Gubernur bukti mereka gak memahami nasib petani,” ujar Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS Riyono.

Riyono lanjut memaparkan kondisi petani berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 lalu yang menunjukkan kecilnya pendapatan petani yang didominasi petani kecil.

“Catatan Badan Pusat Statistik (BPS, 2021) membeberkan data survei terintegrasi pertanian Deputi Bidang Statistik Produksi BPS. Muhammad Habibullah mengungkapkan 72,19 persen petani di Indonesia merupakan petani skala kecil dengan rata-rata pendapatan bersih sebesar Rp5,23 juta dalam setahun”.

Terhitung pendapatan petani Rp435.833 per bulannya dan rata-rata per harinya adalah sebesar Rp14.527. Angka tersebut jauh berada di bawah garis besar kemiskinan, yakni pendapatan Rp535.547 per bulan atau sekitar Rp17.851 per hari.

“Apa Presiden dan para pembantunya tidak tau data ini? Bisa apa petani hidup dengan uang 17.851? Bisanya hanya untuk beli beras 1 kg dan minyak 0.5 kg. Trus mau makan sama lauk apa?” tanya Riyono.

Sedangkan rata-rata pendapatan bersih dari petani skala besar adalah Rp22,98 juta dalam setahun, Rp1.909.000 per bulan, atau sekitar Rp63.000 per harinya.

Menurut Riyono, sesungguhnya juga miris nasib mereka. Hidup dengan uang Rp63.000 bersama satu keluarga sangat tidak layak untuk bisa dikatakan terpenuhi gizi mereka.

Nasib petani benar-benar terpuruk selama tujuh tahun terakhir. BPS pada 2017 mencatat pendapatan petani sebesar Rp4,95 juta per musim tanam per hektare (Ha) atau sekitar Rp1,25 juta per bulan. Perhitungan ini mungkin terdapat margin error, bisa jadi pendapatan petani hanya 1 juta.

“Kalau 2017 pendapatan petani bisa 1 jutaan, sekarang 2023 hanya Rp435.000 berarti ada penurunan hampir 50 persen lebih. Artinya petani semakin menderita. Ini menjelaskan bahwa pembangunan pertanian di era Presiden Jokowi jauh dari harapan hadirkan kesejahteraan,” tambah Riyono.

“Menjadi pertanyaan kita semua, apa prestasi Presiden Jokowi selama membangun pertanian? Petani semakin miskin, pupuk sering langka, stop impor beras tidak mampu direalisasikan. Lalu apa Prestasi Presiden Jokowi?” tanya Riyono. [PKS/ary]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *