Komisioner KPAI Sampaikan Duka Atas Meninggalnya Tiga Siswa MTsN 19 Pondok Labu

Komisioner KPAI, Retno Listyarti.

PIJAR | JAKARTA – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya tiga siswa MTs Negeri 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/10).

“Kami sangat berduka dan prihatin dengan musibah yang terjadi di MTsN 19, termasuk dua anak lainnya mengalami luka-luka,” ungkap Retno dalam keterangannya, pada Jumat (7/10/2022).

Menurutnya, tiga siswa itu meninggal dunia setelah tertimpa tembok pembatas bangunan di belakang panggung terbuka MTsN 19.

“Kami juga sangat mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Damkar Provinsi DKI Jakarta yang sudah bergerak cepat untuk mengevakuasi korban maupun seluruh warga sekolah yang saat kejadian masih berada di lingkungan Madrasah,” kata Retno.

Ia juga mendorong Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi DKI Jakarta untuk membantu asesmen psikologi pada korban yang selamat.

“Apalagi kawan-kawannya menyaksikan korban yang meninggal akibat tertimpa tembok yang roboh. Untuk itu perlunya psikososial kepada pendidik dan peserta didik akibat musibah tersebut,” jelas dia.

Selain itu, KPAI mendorong kementerian Agama untuk segera memperbaiki kondisi madrasah agar peserta didik dapat segera mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali.

“Saya berharap Kemenag segera memperbaiki sekolah Madrasah MTsN 19 yang rusak akibat dilanda banjir,” ujarnya.

Untuk itu, Retno meminta perlunya Standar Operasi Prosedur (SOP) bencana pada setiap sekolah. Apalagi sekolah yang berada dekat sungai. Sekolah juga wajib memiliki jalur evakuasi ketika terjadi bencana.

“Misalnya ketika gempa bumi, maka anak-anak dapat dievakuasi keluar ruangan. Begitu juga ketika banjir terjadi, sebelum ada pertolongan karena hujan deras masih berlangsung, maka murid dan pendidik sekolah harus dievakuasi ke lantai yang lebih tinggi,” papar Retno.

Sebagaimana diketahui, tiga siswa meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka tertimpa tembok pembatas bangunan di belakang panggung terbuka MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10).

Hasil kaji cepat sementara oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, peristiwa robohnya tembok itu diduga karena kehilangan kemampuan menahan volume genangan air dari luar sekolah yang terus naik oleh hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak pukul 14.00 WIB.

Sementara itu, faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi kejadian adalah karena buruknya sistem drainase sehingga menyebabkan air gorong-gorong meluap.

Di samping itu, posisi sekolah juga berada di dataran rendah yang di sekitarnya terdapat saluran penghubung (PHB) Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai.

“Posisi sekolah berada di dataran rendah. Di sekitarnya terdapat saluran PHB Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai,” jelas Kepala Satuan Pelaksana Data Pusdatin BPBD Provinsi DKI Jakarta Michael.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *