Oleh : Ustadz Ahmad Umar Hasan, S.Ag
PIJAR | JAKARTA – Anjuran menjaga kesehatan sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik dari pada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit.
Dalam kaidah ushuliyyat disebut:
Dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku.
Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar). Berbagai cara yang mesti diupayakan dan dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain yaitu dengan mengonsumsi gizi dan nutrisi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit.
Hal-hal ini ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih dan bermuara pada ayat al-Quran.
Nilai Sehat dalam Ajaran Islam
telah disepakati oleh para ulama bahwa dibalik pengsyariatan segala sesuatu termasuk ibadah dalam Islam terdapat hikmah dan manfaat fisik (badaniah) dan psikis (kejiwaan).
Pada saat orang-orang Islam menunaikan kewajiban- kewajiban terhadap agamannya, berbagai penyakit lahir dan batin terjaga.
Kesehatan Jasmani
Ajaran Islam juga menekankan kesehatan jasmani. upaya tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, dijelaskan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.
Pertama; Mengatur Pola Makan dan Minum.
Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting dalam upaya dalam menjaga kesehatan. banyak dari kalangan kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban.
Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat: “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa 80 : 24 )
27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam surat al-Baqarat (2) al-Maidat: 88 al-Anfal 8&9 al-Nahl 16.
Kedua; Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat
Islam mengajarkan memeperhatiakan terhadap masalah kesehatan dimulai sejak dini, di mana Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Cukup Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.
Syariat juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai anjuran Nabi berkata : “Bahwa badanmu mempunyai hak”
Islam menekankan keteraturan mengatur kehidupan dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di samping hak-haknya kepada Tuhan melalui ibadah.
Islam memberi tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi ini sudah diajarkan melalui perilaku beliau terhadap para sahabatnya.
“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di sz’am? hari dan qiyamul lail di malam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga; Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan.
Tujuan olahraga adalah untuk mengolah kesehatan yang positif,
Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu ayat:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal :6o):
Keempat; Anjuran Menjaga Kebersihan
Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu kedokteran. Di dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat.
Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.
Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menjelaskan, dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk ibadah, bagian dari pada kehambaan, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda: “Dari ‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci” (HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi)