Belum Beres Sejak 2018 | Digitalisasi Pompa Bensin Jalan Terus Hingga Agustus

PIJAR | JAKARTA – Pelaksanaan digitalisasi nozzle (pencatatan takaran menggunakan komputer) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina akan berlanjut. Hal ini terungkap dalam konferensi pers bersama Badan Pengatur Hilir Migas, Pertamina serta PT Telkom (Persero) pada Rabu, 8/7/20.

Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan, progres digitalisasi SPBU oleh PT Pertamina (persero) sejauh ini masih meleset dari target. Sampai dengan 30 Juni 2020, status digitalisasi SPBU dengan capaian status Berita Acara Serah Terima (BAST) sebesar 44,80 persen atau sebanyak 2.247 SPBU dari target 5.518 SPBU.

“Dari capain tersebut, sebanyak 4.819 SPBU atau 87,33 persen telah terpasang ATG (Automatic Tank Gauge). 3.060 SPBU atau 55,45 persen telah terpasang EDC LinkAja, 1.268 SPBU atau 22,98 persen telah tercatat nomor polisi melalui EDC,” kata Kepala BPH Migas yang kerap disapa Ifan ini.

Selain itu, kata Ifan, sebanyak 1.577 atau 28,58 persen telah terdigitalisasi dan memproduksi data yang dapat diakses melalui dashboard yang dikembangkan oleh PT Pertamina. Di antaranya berupa data volume penjualan per transaksi, sata nilai transaksi penjualan, data transaksi per SPBU.

Namun demikian, data-data tersebut belum memenuhi kriteria yang diharapkan BPH Migas, sehingga belum dapat dijadikan sebagai perangkat pengawasan yang komprehensif dalam penyaluran JBT dan JBKP.

Sebelumnya, PT Pertamina bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia membangun program digitalisasi untuk 5.518 SPBU yang tersebar di seluruh wilayah NKRI, yang dimulai pada 31 Agustus 2018 dengan target penyelesaian di akhir Desember 2018.

Namun dalam perjalanannya, Ifan bilang bahwa proyek ini mengalami perubahan target sebanyak empat kali. Target pertama pada 31 Desember 2018, kemudian berubah menjadi 28 Juni 2019, mundur lagi ke 31 Desember 2019, dan terakhir per 30 Juni 2020 yang juga masih belum tercapai.

Karena belum mencapai, Pertamina tancap gas lagi mendigitalisasi SPBU-nya mulai Agustus 2020. Pertamina juga memastikan digitalisasi SPBU tak akan mempengaruhi Sumber Daya Manusia (SDM) di SPBU.

“(Digitalisasi) tak akan mengurangi SDM (karyawan, sumber daya manusia), kan hanya mengubah dari manual ke IT sehingga kita bisa tidak manual lagi. Artinya kita langsung secara otomatis itu tercatat di SPBU. Akan dilengkapi dengan CCTV itu untuk mencatat nomor polisi dari kendaraan yang mengisi,” kata SVP Business Operations Pertamina, Yanuar Budi Hartanto saat konferensi pers di Gedung BPH Migas.

Saat ini, tercatat ada 5.518 SPBU milik Pertamina yang targetnya akan dilakukan digitalisasi pada Agustus 2020. Sebanyak 99 persen SPBU tersebut sudah dilakukan untuk survei ATG, di mana instalasinya saat ini mencapai 88 persen.

“Kami Pertamina ada 5.518 yang akan di IT nozzle-kan. Tahapan survei, kemudian pekerjaan sipil di SPBU baik itu untuk dispenser ATG maupun instalasi ATG dan IT, sampai dengan terintegrasi kemudian untuk pengetesan serah terima dari pihak Telkom kepada pertamina,” ujarnya.

Sedangkan Ifan mengatakan BPH Migas tidak masuk ke wilayah teknis terkait dengan digitalisasi SPBU ini. Tugas BPH Migas adalah melakukan pengendalian BBM serta pengawasan. “Tujuan IT nozzle, bukan sekadar sistem efisiensi internal Pertamina saja, melainkan bagaimana IT nozzle menjadi alat pengendali subsidi BBM agar BBM tepat sasaran,” tegasnya.

Digitalisasi ini sesuai dengan surat Menteri ESDM kepada Menteri BUMN tertanggal 22 Maret 2018, dalam rangka peningkatan akuntabilitas data penyaluran jenis BBM tertentu yang merupakan komoditas subsidi. Adapun sistem penyalurannya perlu menggunakan sistem pencatatan elektronik yang dapat mengidentifikasikan penggunaan dan volume penyalurannya.

Digitalisasi SPBU ini dianggap penting karena setiap transaksi akan dicatat bersamaan dengan kendaraan dan nomor polisinya secara otomatis. Sehingga hal ini mampu meningkatkan pengawasan dan pengendalian serta meminimalisir penyalahgunaan jenis BBM tertentu yang terjadi di SPBU.

Program digitalisasi SPBU ini diharapkan bisa mewujudkan integrasi data transaksi secara lengkap di SPBU dengan pusat data. Sehingga data transaksi yang diperoleh dari SPBU dapat ditampilkan melalui dashboard digitalisasi SPBU yang dapat diakses secara online oleh Pemerintah, yaitu Kementerian ESDM dan BPH Migas.

Dalam digitalisasi IT Nozzle ini, Pertamina bekerja sama dengan Telkom. Pandemi Corona dan jam operasional SPBU antara lain menjadi kendalanya. Pertamina dan Telkom pun kembali menargetkan selesai pada Agustus 2020.

“Kita optimis karena pegawai Telkom itu tersebar. Insyaallah Agustus ini kita integrasikan semuanya sampai EDC,” ujar Enterprise Project Director utk Digitalisasi SPBU Pertamina, PT. Telkom Indonesia, Judi Ahmadi dalam acara yang sama.

Kalau yang pembayaran nontunai ada kaitannya nggak ya? Sebelumnya Pertamina juga pernah mengemukakan, untuk kemudahan dan cepat, lebih terkiat pelayanan yang kini sudah ditunjang dengan pembayaran transaksi non tunai atau cashless. (Febrinal)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *