PIJAR | JAKARTA – Figur ulama intelektual Din Symasuddin mengemukakan soal mafia yang berada di sekeliling Presiden Joko Widodo. Din Syamsuddin mengungkapkannya kepada Refly Harun dalam wawancara virtual yang tayang di media sosial YouTube. Menurut Din Syamsuddin, Presiden malah sempat meminta bantuannya untuk menumpas mereka dari pemerintahannya.
“Beliau dulu pernah minta tolong kepada PP Muhammadiyah untuk membantu pemerintah menghadapi dan mengatasi mafia. Disebutkannya mafia itu dari satu sampai dari mafia beras, mafia gula, mafia garam, mafia daging, sampai mafia pendidikan, itu jumlahnya belasan,” katanya, dalam akun YouTube Refly Harun yang hingga Minggu 17/5/20 sudah disaksikan lebih dari 235 ribu pengakses YouTube.
Din juga mengatakan Jokowi adalah orang baik yang dikelilingi orang yang berniat buruk.”Pada hemat saya, Pak Jokowi itu orang baik. Saya tahu, saya sering berinteraksi dengan beliau selama saya jadi utusan khusus setahun lebih. Cuma saya bilang, Bapak… sebentar, ini terlalu terbuka ya… Bapak ini orang baik tapi saya lihat Bapak ini tidak mampu mengatasi orang-orang yang berniat buruk di sekitar Bapak,” tandasnya.
Ya tentu saja ini terkait dengan mafia itu tadi. Mafia itu menyebar mulai dari yang mengincar komoditas sehari-hari sampai pendidikan. Din juga mengaku sempat menyetujui permintaan Jokowi untuk mengatasi para mafia, tapi hasilnya enggak sesuai harapan. “Saya bilang siap, tapi apa yang terjadi? Mafia merajalela, semakin merajalela,”ucapnya.
Profesor yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan mafia di lingkaran Jokowi bisa merusak tatanan pemerintahan. “Saya bukan mafialogi, kita bukan mafialogi, kriminologi, tapi kenyataanya ada masih kuat, dan ini akan merusak tatanan good governance,” ujarnya.
Toh Din Syamsuddin enggan membocorkan siapa saja mafia yang dimaksud. Dia cuma menegaskan kalau para mafia tersebut masih kuat di dalam pemerintahan. Selain itu, ada pula pihak yang berniat mencari keuntungan. “Ternyata ada juga pihak-pihak yang mencari keuntungan dari posisinya [Jokowi] di negara ini,” tandasnya. (IRed)